Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Temani Aku Satu Malam 



Temani Aku Satu Malam 

0Jika Zhuo An jalan ke arah tepi tebing dan melihat ke bawah, dia bisa langsung melihat Gu Xiaoran yang ada dalam pelukan Mo Qing.     
0

Meskipun Zhuo An tidak mungkin tidak tahu tentang hubungan dirinya dengan Mo Qing, namun 'tahu' dan 'melihatnya secara langsung' merupakan dua hal yang berbeda.     

Saat ini Gu Xiaoran merasa sangat gugup, hingga jantungnya seolah berhenti berdetak. Dia terus berharap bahwa Zhuo An tidak berjalan ke arahnya.     

Diam-diam Mo Qing mendekati telinga Gu Xiaoran dan menghela napas pelan. Kemudian dia berbisik pelan dan suaranya hanya bisa didengar oleh Gu Xiaoran, "Apakah kamu sangat gugup?"     

Seketika Gu Xiaoran merinding karena mendengar suara bisikan Mo Qing di telinganya. Kemudian Gu Xiaoran memiringkan kepalanya dan memelototi Mo Qing, seolah-olah dia sedang memberi peringatan kepada Mo Qing. Lalu dengan suaranya yang pelan Gu Xiaoran berkata, "Kamu suruh Zhuo An pergi sekarang juga."     

Jika Mo Qing tidak memberhentikan Zhuo An, pasti Zhuo An akan datang kemari. Gu Xiaoran benar-benar tidak ingin terlihat malu di hadapan orang lain.     

"Boleh, tetapi ada syaratnya!" Mo Qing berkata dengan santai.     

"Jika Zhuo An datang ke sini, yang dia lihat bukan hanya aku."     

"Zhuo An sudah melihat aku sejak kecil hingga dewasa, apa yang perlu aku takutkan lagi?"     

"Apa syaratnya?" Gu Xiaoran menggertakkan giginya. Dasar brengsek yang sedang mencari kesempatan dalam kesempitan. Umpat Gu Xiaoran dalam hati.      

"Bertaruhlah dengan aku."     

"Apa yang ingin kamu mempertaruhkan pada kondisi seperti ini?" Suara langkah kaki di atasnya terdengar semakin keras. Gu Xiaoran benar-benar ingin menampar bajingan ini hingga dia terlentang di atas tanah.     

"Jika kamu setuju, aku akan segera menyuruh dia pergi."     

"Tidak peduli menang atau kalah?"     

"Iya."     

"Baik, aku setuju!" Gu Xiaoran tidak tahu taruhan apa yang ingin Mo Qing pertaruhkan Mo Qing. Dia hanya berharap bisa menyelesaikan masalah yang ada di hadapannya terlebih dahulu.     

Mo Qing batuk-batuk sebentar.     

Saat mendengar suara batuk Mo Qing, Zhuo An segera menghentikan langkahnya. Zhuo An tidak melanjutkan berjalan ke depan, dan dengan bijak mundur belakang. Dia berdiri di tempat yang jaraknya jauh dengan tepi tebing. Zhuo An sambil menunggu Yang Hong balik dan menyuruhnya untuk pergi bersamanya.     

Gu Xiaoran pun menghela napas lega, namun dia masih merasa sedikit khawatir.     

Hanya karena bajingan ini, baju Gu Xiaoran menjadi basah kuyup. Dan dengan penampilannya yang seperti ini, tentu saja dia tidak bisa pulang ke rumahnya. Dia harus kembali ke vila untuk berganti pakaian terlebih dahulu.     

Sepertinya bajingan ini memang ingin berendam di dalam air dan tidak bermaksud untuk pergi. Kata Gu Xiaoran dalam hati.     

Meskipun Gu Xiaoran meminjam helikopter dengan Mo Qing, dia juga hanya bisa memarkirnya di lapangan pesawat pribadi, sehingga sulit baginya untuk berjalan kembali ke kamar dari bandara dalam kondisi yang seperti ini.     

"Kamu ingin mempertaruhkan apa?"     

"Memanah!" Mo Qing menatap mata Gu Xiaoran dengan tatapan yang serius.     

Kemudian Mo Qing mengambil anak panah yang tergeletak di sampingnya dan menyerahkan anak panah yang berukuran lebih kecil kepada Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran pun terkejut. Lalu dia menerima anak panah itu dengan ekspresi yang tercengang.     

Dua buah anak panah tersebut memiliki bentuk yang sama persis. Satu panah berukuran kecil dan yang satunya lagi berukuran besar. Bentuk anak panah tersebut sangat indah, sepertinya anak panah tersebut dibuat secara khusus sehingga sangat sesuai dengan ukuran tangan. Panah yang berukuran besar cocok untuk tangan pria sedangkan panah yang berukuran kecil cocok untuk tangan wanita.     

Gu Xiaoran dengan naluriah ingin berkata, "Aku tidak bisa memanah."     

Namun ketika dia memegang anak panah tersebut, ada rasa keakraban yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.     

Mo Qing melihat ekspresi wajah Gu Xiaoran dan sorot matanya menjadi sedikit mendalam.     

Dalam kursus pelatihan masa kanak-kanak, penggunaan senjata busur dan anak panah ini sama pentingnya dengan penggunaan pistol.     

Qiqi mengikuti Mo Qing sejak kecil. Tentu saja Qiqi juga belajar bagaimana teknik memanah yang dikuasai oleh Mo Qing.     

Panah yang dipegang oleh Gu Xiaoran dibuat khusus untuknya dan bentuknya juga sama persis dengan anak panah milik Mo Qing. Ini adalah senjata favoritnya dan juga merupakan senjata yang paling dikuasainya.     

"Jika kamu menang, aku akan mengizinkanmu pulang. Tetapi kalau kamu kalah, aku ingin kamu dengan ikhlas menemaniku selama satu malam!"     

Gu Xiaoran menatap Mo Qing dengan tatapan yang tajam, wajahnya tiba-tiba langsung memerah. Menemani kamu satu malam? Batinnya.      

Kamu telah memaksaku untuk melakukan hubungan intim berkali-kali, apakah kamu masih merasa belum puas? Sekarang masih memintaku dengan ikhlas menemanimu? Kata Gu Xiaoran dalam hati.      

Saat Gu Xiaoran berpikir bahwa Mo Qing memiliki kebiasaan aneh untuk merekam seluruh proses, dia pun langsung merasa waspada.     

"Bagaimana jika aku tidak setuju?"     

"Kalau begitu kita tidak perlu taruhan lagi. Malam ini kamu langsung tinggal di sini untuk menemaniku. Mengenai apa yang akan dilakukan pada malam hari dan bagaimana cara mainnya, aku yang mengambil alih."     

"Tidak boleh!"     

"Mengenai boleh atau tidak, aku yang mengambil alih juga!"     

"Taruhan macam apa ini? Jelas sekali ini adalah pemaksaan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.